Rabu, 20 November 2013

Bajik dan Bijak

Assalamualaikum wr.wb

    Bajik dan bijak, yang merupakan dasar kebajikan dan kebijakan, boleh dibilang kata bersepuh emas. Keduanya menjadi landasan moral setiap ucapan dan langkah manusia. Bagaimana tidak, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, bajik dan bijak diartikan sebagai sesuatu yang mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan dan sebagainya). Dan dengan kata lain yaitu amal, etika, jasa, kebaikan, moralitas dan tata susila seperti tersua dalam Tesaurus Bahasa Indonesia Eko Endarmoko (2006). Makna filosofisnya, bajik/bijak merupakan perbuatan etis manusia dalam relasi dengan sesamanya.

     Dalam ajaran klasik Tiongkok, kebajikan ditandai sebagai  sifat mulia yang disebut ba de'. Sifat-sifat luhur itu adalah xiao 'bakti', ti 'persaudaraan', zong 'kesetiaan', xin 'dapat dipercaya', li 'kesusilaan', yi 'kebenaran', lian 'sederhana', dan chi 'tahu malu'. Khazanah petitah-petitih dalam kebudayaan kitapun seperti itu. Ada sebuah petikan pantun elok bangsa karena budi/rusak karena budi bangsa, artinya keluhuran ataupun kerusakan suatu bangsa sangat bergantung pada tabiat masyarakatnya, bisa jadi pengingat ketika nilai kebajikan bersama meluntur.

     Kata bijak berdasarkan adjektif, KBBI menjelaskan sebagai 'selalu menggunakan akal budinya', 'pandai', 'kemahiran', 'kebijaksanaan'. Biasanya bijak dijadikan kata yang ideal untuk kepemimpinan seseorang termasuk dalam pemimpin keluarga, seperti dalam ungkapan 'ayah/ibu yang bijak'. Dalam arti khusus, kebajikan lazim digunakan untuk merujuk pada suatu perencanaan untuk melaksanakan pekerjaan secara institusional, dan identik dengan policy dalam bahasa inggris.

     Bentuk majemuk bijak-besatari banyak ditemukan dalam narasi literer Melayu. Dalam cerita Syair Siti Zubaidah (Anonim, 1924). Seharusnya kata bajik dan bijak itu bersenyawa sehingga menumbuhkan apa yang disebut keadilan dalam arti seluas-luasnya. Suatu kebajikian politik, misalnya, seharusnya, atau idealnya,membawa kebajikan bagi orang ramai. Namun, repotnya penyusunan kebajikan sering diwarnai "baku-bajak" dikalangan perancangnya. Dan kebijakan yang diproduksi malah jauh dari kebajikan.

     Itulah ulasan singkat tentang kebijakan dan kebajikan yang saya ambil dari salah satu koran kompas tentang bahasa. Sekian dan terimakasih :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar